Pertama kali diperkenalkan pada ajang Mobile World Congress akhir
Februari lalu di Barcelona, Spanyol, BlackBerry Z3, langsung menyita
perhatian, termasuk di Indonesia yang ibukotanya, Jakarta, dijadikan
kode nama perangkat tersebut.
Smartphone pertama buah kemitraan antara Blackberry dengan Foxconn ini merupakan andalan baru BlackBerry yang sengaja dibikin untuk menyasar pasar negara berkembang (semacam Indonesia), "benteng terakhir" buat produsen Kanada tersebut.
Harga kisaran Rp 2,2 juta menempatkan BlackBerry Z3 di kelas menengah pasar smartphone sebagai ponsel BlackBerry 10 termurah, bersaing dengan banyak rupa smartphone Android dari produsen lain. Apa yang bisa ditawarkan oleh "Jakarta"? Ikuti ulasan KompasTekno Berikut ini.
Kotak Solid
Harga BlackBerry Z3 boleh dibilang lumayan terjangkau untuk ukuran kantong konsumen Indonesia. Meski demikian, ketiga digenggam, segera terasa bahwa ponsel pintar ini memiliki kualitas konstruksi yang cukup baik.
Bagian belakang BlackBerry Z3 memiliki pola bintik-bintik dengan tekstur permukaan yang terasa kesat, hampir seperti bahan karet. Berbeda dengan sejumlah perangkat high-end besutan pembuatnya, BlackBerry Z3 tidak memiliki cover belakang yang bisa dilepas sehingga baterai smartphone ini tak dapat diganti oleh pengguna.
Tanpa satu pun tombol fisik, bagian depan BlackBerry Z3 terlihat "bersih" dan simple. Adapun tombol-tombol untuk navigasi (tombol panggilan, search, dan kamera) dimunculkan sebagai softbutton di sisi bawah layar. Sebuah kamera sekunder dengan resolusi 1,1 megapixel bertengger di sisi atas.
Layout BlackBerry Z3 sedikit berbeda dari dua saudaranya, BlackBerry
Z30 dan Z10. Slot untuk memasukkan SIM card dan micro-SD (hingga 32 GB)
kini dipindahkan ke bawah penutup kecil di sisi kanan, sementara tombol
power, pengatur volume, dan tombol mute yang akan memanggil aplikasi
voice dialling ketika ditekan dan ditahan kini terdapat di bagian kiri.
Dua tombol untuk menaikkan dan menurunkan volume suara bisa ditekan dan ditahan secara bersamaan untuk mengambil screenshot layar.
Layar yang lebar itu terlihat memiliki tampilan cukup baik. Baik teks maupun gambar bisa disajikan dengan tajam dan jernih, walau tak secemerlang perangkat lain yang memiliki resolusi lebih tinggi.
Desain keseluruhan BlackBerry Z3 tampak lebih kaku dari model-model lain dengan sudut dan garis tegas sehingga berbentuk "kotak". Tampangnya yang minim lekukan sekilas mirip dengan lini smartphone Xperia dari Sony.
BlackBerry rasa Android
BlackBerry Z3 mengusung sistem operasi BlackBerry Versi 10.2.1 yang merupakan rilis terbaru dari pabrikan asal Kanada itu.
Sistem operasi ini menyertakan sejumlah besar fitur baru, misalnya pengaturan white balance di menu setting "display" dan icon untuk mengaktifkan fungsi lampu senter di panel quick settings (diakses dengan menyapu jari dari sisi atas layar ke arah bawah).
Kabarnya, quick settings baru akan bisa diakses dari dalam aplikasi pada update OS berikutnya (BlackBerry OS 10.3).
Salah satu fitur yang paling menarik pada sistem operasi bawaan BlackBerry Z3 adalah kemampuan untuk memasang aplikasi Android dalam bentuk file APK tanpa perlu sideload atau dikonversi terlebih dahulu menjadi file BAR seperti sebelumnya. Android Runtime pada OS ponsel ini terdeteksi sebagai versi 4.2.2 (Jelly Bean).
Instalasi bisa dilakukan langsung dari file manager BlackBerry Z3, cukup dengan menelusuri file APK, misalnya yang tersimpan di dalam micro-SD, lalu mengeksekusinya.
Smartphone kemudian akan menampilkan sebuah layar berisi disclaimer sebelum melanjutkan ke tahap instalasi. Setelah selesai, icon aplikasi bersangkutan akan muncul di home screen dan bisa dijalankan dengan cara biasa, seolah tak berbeda dari aplikasi native BlackBerry 10.
KompasTekno sempat mencoba menjalankan beberapa aplikasi Android di BlackBerry Z3, termasuk game Flappy Bird, portal berita Kompas.com, dan jejaring sosial Path yang hingga kini masih belum tersedia secara native di BlackBerry 10.
Meski bisa berfungsi normal, tak semuanya berjalan dengan mulus. Pada Flappy Bird, misalnya, terdapat lag input touchscreen yang menyebabkan game ini jadi lebih sulit dimainkan. Lag serupa juga terjadi di beberapa aplikasi lain, meski tak terlalu mengganggu.
Selebihnya, fitur-fitur ala BlackBerry 10 lain, misalnya pusat komunikasi BlackBerry Hub dan BlackBerry Messenger bisa dijumpai pada BlackBerry Z3. FM radio yang menjadi bagian dari OS 10.2.1 dapat dijumpai di dalam aplikasi Music dan bisa dipakai dengan menancapkan headphone sebagai antena.
Seperti biasa, sistem operasi BlackBerry 10 mengandalkan gestur sapuan jari untuk mengakses sejumlah fungsi dasar, seperti interface multitasking dengan menyapu jari dari bagian bawah layar dan menu sidebar dengan menyapu dari sisi samping layar.
Keyboard pada BlackBerry 10 menyediakan opsi "predictive text" yang
berusaha menebak kata apa yang berusaha diketik pengguna dari beberapa
huruf awal. Sejumlah kata hasil prediksi ini akan ditampilkan secara
"melayang" di beberapa bagian keyboard virtual dan bisa langsung dipilih
dengan menyapukan jari ke arah atas. Maksudnya, untuk menghemat waktu
mengetik. Tampilan keyboard virtual dan predictive text pada BlackBerry Z3 (kiri) dan skor dari HTML5Test.com
Entah apa sebabnya, KompasTekno sering melakukan kesalahan ketik ketika menulis di keyboard on-screen pada BlackBerry Z3. Mungkin ini cuma soal kebiasaan.
Browser bawaan pada BlackBerry 10 terasa gegas ketika dipakai menjelajahi internet, melakukan loading laman web dengan gesit. Peramban ini memang merupakan salah satu yang memiliki kinrerja terbaik soal penanganan situs berbasis HTML5.
Kamera
BlackBerry Z3 turut dilengkapi dengan kamera 5 Megapixel berikut LED flash. Fungsi kamera ini bisa diakses dengan mudah lewat icon kamera yang senantiasa muncul di bagian bawah interface home screen dan lock screen.
Antarmukanya sama dengan aplikasi kamera di smartphone BlackBerry 10
lain, dengan fitur-fitur khas sistem operasi tersebut seperti "Time
Shift" yang bisa merekam momen sebelum dan sesudah tombol shutter
ditekan, serta "Image Stabilization". Antarmuka aplikasi kamera pada BlackBerry Z3
Kualitas foto BlackBerry Z3 sendiri terbilang lumayan, tak terlalu istimewa namun masih bisa menghasilkan gambar bagus di kondisi cahaya ideal. Kontras dan saturasi warna yang dihasilkan relatif tinggi, kadang terlihat terlalu "pekat" sehingga area gelap pada frame terlihat benar-benar gelap.
Noise reduction pada kondisi kurang cahaya cukup agresif sehingga mengurangi detil, namun ini lazim ditemui di kamera smartphone pada umumnya. Dalam situasi tersebut, fitur (digital) image stabilization bisa membantu mendapatkan foto yang bebas buram.
Area metering cenderung sempit dan mengikuti titik fokus, sehingga kamera acapkali terkecoh apabila titik fokus mengarah ke area yang lebih gelap/ terang daripada subyek utama yang dikehendaki. Mode metering ini tidak bisa diubah, misalnya menjadi center weight atau evaluative seperti pada beberapa smartphone Android high-end.
Beberapa contoh jepretan bisa dilihat di bawah. BlackBerry Z3 juga mampu merekam video dengan resolusi 1080p
Mengusung kode nama "Jakarta" yang seolah menandai harapan besar pembuatnya pada pasar Indonesia, BlackBerry Z3 akan diluncurkan siang ini di Jakarta, Selasa (13/5/2014).
Dibandingkan para kompetitornya, Z3 menawarkan spesifikasi yang lumayan mumpuni untuk ukuran harga resmin yang dipatok pada kisaran Rp 2,2 juta. Kapasitas RAM Z3, misalnya, mencapai 1,5 GB. Jumlah yang lebih besar dibandingkan rata-rata smartphone sekelasnya itu memang diperlukan untuk menangani OS BlackBerry 10 sekaligus Android Runtime yang rakus memori.
BlackBerry Z3 masih terasa lincah ketika melakukan multitasking ataupun menjalankan aplikasi native. Untuk menghemat memori, jumlah aplikasi yang dijalankan bersamaan dalam layar multitask dibatasi 4 buah dalam satu waktu.
BlackBerry Z3 merupakan ponsel pertama BlackBerry yang datang dengan
OS 10.2.1 secara default. Sebagai fitur bawaan dari sistem operasi
tersebut, pengguna bisa memasang aplikasi Android secara langsung dari
bentuk file APK tanpa harus melakukan sideloading.
RAM BlackBerry Z3 berukuran 1,5 GB untuk menampung segala aktivitas
yang terjadi di memori. Apabila aplikasi Android membutuhkan update,
maka harus dilakukan secara manual
Fitur yang layak jadi sorotan ini bisa dilakukan untuk menyiasati belum adanya aplikasi native tertentu pada toko BlackBerry World, misalnya jejaring sosial Path. Namun, namanya bukan program native, tidak semuanya bisa berjalan mulus. Masalah pun muncul ketika aplikasi Android membutuhkan update karena perangkat BlackBerry tak bisa melakukannya secara otomatis.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, kalau sampai harus repot-repot memasang aplikasi Android, kenapa tidak sekalian saja membeli smartphone berbasis sistem operasi itu? Toh, perbedaan antara BlackBerry dan ponsel lain (BBM dan jalur data eksklusif) telah terkikis, paling tidak bagi konsumen di luar kalangan korporat.
Terlebih, ia akan terjun ke segmen menengah-bawah yang sudah penuh sesak berisi aneka macam perangkat Android. BlackBerry Z3 bakal berhadapan dengan ponsel pintar dari berbagai vendor, asing maupun lokal. Mereka rata-rata mengusung spesifikasi yang setanding, dan datang dengan kelebihan masing-masing.
Di sisi lain, BlackBerry Z3 mengusung build quality yang apik dan sama sekali tak terkesan murahan meski dibanderol relatif terjangkau. Fitur-fitur lain termasuk standar namun mencukupi. "Murah tapi bagus (kualitas konstruksinya)" mungkin sebutan yang layak dialamatkan pada smartphone ini. Mampukah ia menarik perhatian konsumen di pasar yang terlanjur ramai?
Kelebihan:
+ Kualitas konstruksi bagus
+ OS 10.2.1 mampu melakukan instalasi file APK secara langsung
+ Spesifikasi lumayan tinggi untuk smartphone sekelasnya
+ Layar lebar, ukuran sebanding dengan kebanyakan smartphone high-end di pasaran
Kekurangan
- Desain unibody menyulitkan penggantian baterai oleh pengguna
- Belum mendukung USB OTG
- Koleksi aplikasi BlackBerry 10 belum sebanyak platform lain
- Menu quick-settings belum bisa diakses dari dalam aplikasi
- Belum Support Jaringan 4G
- Prosesor Belum Quard-Core Snapdragon
- RAM terlalu Kecil
Spesifikasi
Smartphone pertama buah kemitraan antara Blackberry dengan Foxconn ini merupakan andalan baru BlackBerry yang sengaja dibikin untuk menyasar pasar negara berkembang (semacam Indonesia), "benteng terakhir" buat produsen Kanada tersebut.
Harga kisaran Rp 2,2 juta menempatkan BlackBerry Z3 di kelas menengah pasar smartphone sebagai ponsel BlackBerry 10 termurah, bersaing dengan banyak rupa smartphone Android dari produsen lain. Apa yang bisa ditawarkan oleh "Jakarta"? Ikuti ulasan KompasTekno Berikut ini.
Kotak Solid
BlackBerry Z3 di balik kotak kemasan
Seperti perangkat BlackBerry 10 lainnya, Z3 datang dalam kotak
berwarna hitam yang menampilkan nama ponsel dalam font putih-biru
berukuran besar. Unit ponsel akan segera menyambut begitu kemasan
dibuka. Di baliknya tersimpan sejumlah aksesoris tambahan seperti
booklet manual, kabel charger/ data, adaptor, serta earphone. Semuanya
berwarna hitam.Harga BlackBerry Z3 boleh dibilang lumayan terjangkau untuk ukuran kantong konsumen Indonesia. Meski demikian, ketiga digenggam, segera terasa bahwa ponsel pintar ini memiliki kualitas konstruksi yang cukup baik.
Perlengkapan yang menyertai paket penjualan BlackBerrry Z3
Cangkang BlackBerry Z3 terbuat dari plastik yang terasa solid, tidak
ringkih dan jauh dari kesan murahan. Mungkin faktor bentuk unibody
sedikit banyak membantu memberikan tubuh yang "kokoh" dan padat pada
perangkat ini.Bagian belakang BlackBerry Z3 memiliki pola bintik-bintik dengan tekstur permukaan yang terasa kesat, hampir seperti bahan karet. Berbeda dengan sejumlah perangkat high-end besutan pembuatnya, BlackBerry Z3 tidak memiliki cover belakang yang bisa dilepas sehingga baterai smartphone ini tak dapat diganti oleh pengguna.
Tampak depan BlackBerry Z3
Tampak belakang BlackBerry Z3
Layaknya smartphone touchscreen, sisi depan BlackBerry Z3 didominasi
layar sentuh berukuran besar, mencapai 5 inci (960x540, 220 ppi) atau
lebih besar dibandingkan BlackBerry Z10 yang diluncurkan awal tahun
lalu. Tanpa satu pun tombol fisik, bagian depan BlackBerry Z3 terlihat "bersih" dan simple. Adapun tombol-tombol untuk navigasi (tombol panggilan, search, dan kamera) dimunculkan sebagai softbutton di sisi bawah layar. Sebuah kamera sekunder dengan resolusi 1,1 megapixel bertengger di sisi atas.
Konektor micro-USB pada sisi bawah BlackBerry Z3. Sayang, perangkat ini belum mendukung fitur USB OTG
Sisi atas dan bawah masing-masing membuat konektor jack audio 3,5 mm
dan micro-USB. Sayang, tak seperti saudaranya yang lain (Z30),
BlackBerry Z3 tidak mendukung fitur USB On-the-Go sehingga tak bisa
digunakan untuk membaca/ transfer data dari flashdisk USB di perjalanan.
Slot micro-SIM dan micro-SD card pada BlackBerry Z3
Deretan tombol pada sisi kiri BlackBerry Z3
Dua tombol untuk menaikkan dan menurunkan volume suara bisa ditekan dan ditahan secara bersamaan untuk mengambil screenshot layar.
Perbandingan ukuran BlackBerry Z3 (kiri), Z10 (tengah), dan Q10
Dengan bentang layar 5 inci, ukuran BlackBerry Z3 termasuk paling
bongsor di antara perangkat BlackBerry 10 lain. Dimensi fisiknya kurang
lebih sebanding dengan Z30 yang merupakan perangkat touchscreen
tercanggih dari BlackBerry saat ini, serta jauh lebih besar dibandingkan
model QWERTY seperti Q10.Layar yang lebar itu terlihat memiliki tampilan cukup baik. Baik teks maupun gambar bisa disajikan dengan tajam dan jernih, walau tak secemerlang perangkat lain yang memiliki resolusi lebih tinggi.
Desain keseluruhan BlackBerry Z3 tampak lebih kaku dari model-model lain dengan sudut dan garis tegas sehingga berbentuk "kotak". Tampangnya yang minim lekukan sekilas mirip dengan lini smartphone Xperia dari Sony.
BlackBerry rasa Android
BlackBerry Z3 mengusung sistem operasi BlackBerry Versi 10.2.1 yang merupakan rilis terbaru dari pabrikan asal Kanada itu.
Sistem operasi ini menyertakan sejumlah besar fitur baru, misalnya pengaturan white balance di menu setting "display" dan icon untuk mengaktifkan fungsi lampu senter di panel quick settings (diakses dengan menyapu jari dari sisi atas layar ke arah bawah).
Tampilan homescreen BlackBerry Z3
Sayang, quick settings yang sangat berguna layaknya fitur serupa di
Android dan iOS ini hanya dapat diakses dari home screen, tak bisa
dipanggil selagi pengguna menjalankan aplikasi. Kabarnya, quick settings baru akan bisa diakses dari dalam aplikasi pada update OS berikutnya (BlackBerry OS 10.3).
Salah satu fitur yang paling menarik pada sistem operasi bawaan BlackBerry Z3 adalah kemampuan untuk memasang aplikasi Android dalam bentuk file APK tanpa perlu sideload atau dikonversi terlebih dahulu menjadi file BAR seperti sebelumnya. Android Runtime pada OS ponsel ini terdeteksi sebagai versi 4.2.2 (Jelly Bean).
Deretan file APK dapat
langsung di-install pada BlackBerry Z3. Quick settings (kanan)
menyediakan akses cepat ke sejumlah aspek pengaturan baru
Pengguna pun bisa langsung meng-instal file APK aplikasi yang dibuat
untuk platform Android 4.2.2 ke bawah, asalkan bukan yang memanfaatkan
API Google (misalnya Google Maps).Instalasi bisa dilakukan langsung dari file manager BlackBerry Z3, cukup dengan menelusuri file APK, misalnya yang tersimpan di dalam micro-SD, lalu mengeksekusinya.
Smartphone kemudian akan menampilkan sebuah layar berisi disclaimer sebelum melanjutkan ke tahap instalasi. Setelah selesai, icon aplikasi bersangkutan akan muncul di home screen dan bisa dijalankan dengan cara biasa, seolah tak berbeda dari aplikasi native BlackBerry 10.
Software benchmark Android
juga bisa berjalan di BlackBerry Z3, meski mungkin tidak menggambarkan
kinerja sistem sebenarnya karena mengukur lewat runtime Android yang
berjalan di atas OS BlackBerry 10.2.1
Selain lewat file explorer, pengguna juga bisa mengunduh file APK
dari sumber online/ toko aplikasi yang menyediakan, misalnya situs APK
Train. Instalasi bisa langsung dilakukan dari jendela download browser.KompasTekno sempat mencoba menjalankan beberapa aplikasi Android di BlackBerry Z3, termasuk game Flappy Bird, portal berita Kompas.com, dan jejaring sosial Path yang hingga kini masih belum tersedia secara native di BlackBerry 10.
Meski bisa berfungsi normal, tak semuanya berjalan dengan mulus. Pada Flappy Bird, misalnya, terdapat lag input touchscreen yang menyebabkan game ini jadi lebih sulit dimainkan. Lag serupa juga terjadi di beberapa aplikasi lain, meski tak terlalu mengganggu.
Aplikasi Android dalam bentuk file APK bisa dijalankan dan berfungsi normal pada BlackBerry Z3
Aplikasi Kompas.com versi native BlackBerry, misalnya, berjalan
dengan lancar sementara versi Android yang dipasang pada BlackBerry Z3
agak tersendat ketika melakukan scrolling berita. Selebihnya, fitur-fitur ala BlackBerry 10 lain, misalnya pusat komunikasi BlackBerry Hub dan BlackBerry Messenger bisa dijumpai pada BlackBerry Z3. FM radio yang menjadi bagian dari OS 10.2.1 dapat dijumpai di dalam aplikasi Music dan bisa dipakai dengan menancapkan headphone sebagai antena.
Seperti biasa, sistem operasi BlackBerry 10 mengandalkan gestur sapuan jari untuk mengakses sejumlah fungsi dasar, seperti interface multitasking dengan menyapu jari dari bagian bawah layar dan menu sidebar dengan menyapu dari sisi samping layar.
Entah apa sebabnya, KompasTekno sering melakukan kesalahan ketik ketika menulis di keyboard on-screen pada BlackBerry Z3. Mungkin ini cuma soal kebiasaan.
Browser bawaan pada BlackBerry 10 terasa gegas ketika dipakai menjelajahi internet, melakukan loading laman web dengan gesit. Peramban ini memang merupakan salah satu yang memiliki kinrerja terbaik soal penanganan situs berbasis HTML5.
Kamera
BlackBerry Z3 turut dilengkapi dengan kamera 5 Megapixel berikut LED flash. Fungsi kamera ini bisa diakses dengan mudah lewat icon kamera yang senantiasa muncul di bagian bawah interface home screen dan lock screen.
Kualitas foto BlackBerry Z3 sendiri terbilang lumayan, tak terlalu istimewa namun masih bisa menghasilkan gambar bagus di kondisi cahaya ideal. Kontras dan saturasi warna yang dihasilkan relatif tinggi, kadang terlihat terlalu "pekat" sehingga area gelap pada frame terlihat benar-benar gelap.
Noise reduction pada kondisi kurang cahaya cukup agresif sehingga mengurangi detil, namun ini lazim ditemui di kamera smartphone pada umumnya. Dalam situasi tersebut, fitur (digital) image stabilization bisa membantu mendapatkan foto yang bebas buram.
Area metering cenderung sempit dan mengikuti titik fokus, sehingga kamera acapkali terkecoh apabila titik fokus mengarah ke area yang lebih gelap/ terang daripada subyek utama yang dikehendaki. Mode metering ini tidak bisa diubah, misalnya menjadi center weight atau evaluative seperti pada beberapa smartphone Android high-end.
Beberapa contoh jepretan bisa dilihat di bawah. BlackBerry Z3 juga mampu merekam video dengan resolusi 1080p
Contoh hasil foto BlackBerry Z3 di dalam ruangan
Contoh hasil foto BlackBerry Z3 di luar ruangan
KesimpulanMengusung kode nama "Jakarta" yang seolah menandai harapan besar pembuatnya pada pasar Indonesia, BlackBerry Z3 akan diluncurkan siang ini di Jakarta, Selasa (13/5/2014).
Dibandingkan para kompetitornya, Z3 menawarkan spesifikasi yang lumayan mumpuni untuk ukuran harga resmin yang dipatok pada kisaran Rp 2,2 juta. Kapasitas RAM Z3, misalnya, mencapai 1,5 GB. Jumlah yang lebih besar dibandingkan rata-rata smartphone sekelasnya itu memang diperlukan untuk menangani OS BlackBerry 10 sekaligus Android Runtime yang rakus memori.
BlackBerry Z3 masih terasa lincah ketika melakukan multitasking ataupun menjalankan aplikasi native. Untuk menghemat memori, jumlah aplikasi yang dijalankan bersamaan dalam layar multitask dibatasi 4 buah dalam satu waktu.
Fitur yang layak jadi sorotan ini bisa dilakukan untuk menyiasati belum adanya aplikasi native tertentu pada toko BlackBerry World, misalnya jejaring sosial Path. Namun, namanya bukan program native, tidak semuanya bisa berjalan mulus. Masalah pun muncul ketika aplikasi Android membutuhkan update karena perangkat BlackBerry tak bisa melakukannya secara otomatis.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, kalau sampai harus repot-repot memasang aplikasi Android, kenapa tidak sekalian saja membeli smartphone berbasis sistem operasi itu? Toh, perbedaan antara BlackBerry dan ponsel lain (BBM dan jalur data eksklusif) telah terkikis, paling tidak bagi konsumen di luar kalangan korporat.
Terlebih, ia akan terjun ke segmen menengah-bawah yang sudah penuh sesak berisi aneka macam perangkat Android. BlackBerry Z3 bakal berhadapan dengan ponsel pintar dari berbagai vendor, asing maupun lokal. Mereka rata-rata mengusung spesifikasi yang setanding, dan datang dengan kelebihan masing-masing.
Di sisi lain, BlackBerry Z3 mengusung build quality yang apik dan sama sekali tak terkesan murahan meski dibanderol relatif terjangkau. Fitur-fitur lain termasuk standar namun mencukupi. "Murah tapi bagus (kualitas konstruksinya)" mungkin sebutan yang layak dialamatkan pada smartphone ini. Mampukah ia menarik perhatian konsumen di pasar yang terlanjur ramai?
BlackBerry Z3 dan kotak kemasan
BlackBerry Z3Kelebihan:
+ Kualitas konstruksi bagus
+ OS 10.2.1 mampu melakukan instalasi file APK secara langsung
+ Spesifikasi lumayan tinggi untuk smartphone sekelasnya
+ Layar lebar, ukuran sebanding dengan kebanyakan smartphone high-end di pasaran
Kekurangan
- Desain unibody menyulitkan penggantian baterai oleh pengguna
- Belum mendukung USB OTG
- Koleksi aplikasi BlackBerry 10 belum sebanyak platform lain
- Menu quick-settings belum bisa diakses dari dalam aplikasi
- Belum Support Jaringan 4G
- Prosesor Belum Quard-Core Snapdragon
- RAM terlalu Kecil
Spesifikasi
Nama Resmi | BlackBerry Z3 |
Faktor Bentuk | Full-touchscreen |
Bentang Layar | 5 inci ,960x540 (220 ppi) |
Prosesor | Quacomm Snapdragon 400, dual-core Cortex A7 1,2 GHz, Adreno 305 |
RAM | 1,5 GB |
Media Penyimpanan Internal | 8 GB |
Slot micro-SD | Ya, hingga 64 GB |
Kamera Utama | 5 Megapixel dengan LED flash |
Kamera Depan | 1,1 Megapixel |
Jaringan 2G | GSM 850 / 900 / 1800 / 1900 |
Jaringan 3G | HSDPA, HSUPA |
Konektor USB | Micro USB |
GPS | Ya, dengan dukungan A-GPS |
Konektivitas | WLAN, BlueTooth 4,0, HMDI, jack audio 3,5 mm |
Fitur lain | FM Radio, Accelerometer, Proximity Sensor, Browser HTML5 |
Sistem Operasi | BlackBerry 10.2.1 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bagi anda yang ingin koment di persilakan
BEBASKAN PENDAPATMU
new reales
Info Op Group
Op Radio