Jumat, 14 Februari 2014

Ponsel di India, dari Senter Sampai Fotokopi


India yang dengan penduduk lebih dari 1 miliar jiwa, atau 1/6 penduduk dunia, juga menjadi negara dengan pertumbuhan pengguna telepon seluler (ponsel) tercepat di dunia. HIngga akhir 2013, diperkirakan terdapat 900 juta pengguna ponsel di negara tersebut.
Banyaknya jumlah pengguna ponsel di India tersebut ternyata juga memunculkan beragam perilaku sehari-hari yang melibatkan ponsel. Uniknya, ponsel-ponsel tersebut tak hanya digunakan sebagai perangkat komunikasi saja.

Menurut pemberitaan BBC (12/2/2014), sebuah ponsel di India memiliki fungsi lain di samping untuk menelpon atau berkirim SMS. BBC mengatakan bahwa ponsel mungkin menjadi satu-satunya perangkat mewah bagi ratusan penduduk India di rumahnya.
Lalu, apa saja yang dilakukan warga India dengan ponselnya? Fakta yang diungkap BBC mungkin akan membuat kita tersenyum simpul. Pasalnya, ada beberapa perilaku yang mirip dengan kebiasaan orang Indonesia. Berikut selengkapnya:

Missed call
Warga India dikabarkan banyak yang melakukan missed call dengan cara menelpon suatu kontak lalu memutuskan sambungan begitu nada panggil berbunyi, sesaat sebelum panggilan telepon tersebut diterima.
"Seni" membuat missed call ini dulu juga sempat populer di Indonesia saat feature phone mulai memasyarakat, dan layanan messaging baru berupa SMS. Missed call menjadi cara baru menyampaikan pesan kepada seseorang tanpa harus takut dikenai biaya.
Penggunaan missed call hingga kini masih dipraktekkan warga India. Saking populernya, stasiun televisi pun memberikan layanan missed call jika penontonnya ingin diingatkan saat acara tertentu akan ditayangkan.
Bahkan missed call di India juga digunakan sebagai cara untuk merekrut anggota partai.
Selain India, budaya missed call tersebut menurut BBC masih populer di negara-negara di benua Afrika, Filipina, Banglades. Namun baru India yang bisa menjadikan missed call sebagai lahan bisnis yang nilainya mencapai 100 juta dollar AS.

Lampu senter
Fasilitas umum di India masih di bawah rata-rata. Sebagai negara yang sedang berkembang, beberapa daerah di India belum semuanya dialiri listrik, jalan-jalan pun belum banyak yang dipasangi lampu.
Hasilnya, ponsel yang memiliki fitur lampu senter laku keras di negara tersebut, seperti Nokia 100 yang di Indonesia dijual dengan harga di bawah 300 ribu rupiah.
Fitur lampu senter yang dikenalkan Nokia sangat diminati sehingga banyak brand-brand lain dari China yang juga menambahkan fitur lampu senter LED dalam ponsel-ponsel yang dijual di India.
Bahkan saat smartphone diperkenalkan, walau memiliki fitur lebih canggih seperti radio FM, namun fitur lampu senter LED tersebut tetap dipertahankan.

Radio
India memiliki lebih dari 200 stasiun radio FM, memberikan penggunanya pilihan hiburan yang melimpah. Namun, menurut BBC, mayoritas penduduk India tidak mendengarkan siaran radio dari perangkat radio, melainkan dari ponsel.
Jutaan penduduk India saat ini memanfaatkan fitur radio FM dalam ponselnya untuk mendapatkan hiburan di jalan. Banyak ponsel low-end di pasar India yang mengintegrasikan fitur radio ini.
Bagi pengguna yang mampu membeli smartphone, namun tidak memiliki fitur radio, mereka menggunakan aplikasi pihak ketiga seperti Tune-In untuk mengakses frekuensi radio FM.
Bahkan menurut BBC, stasiun radio pemerintah, All India Radio telah meluncurkan aplikai mobile-nya agar pengguna smartphone bisa melakukan live streaming siarannya.

Alternatif YouTube
Jika layanan video on demand sudah bisa dinikmati oleh pengguna Internet di negara maju, namun berbeda dengan yang terjadi di India. Namun, India masih memiliki akal, jika video tidak bisa dinikmati orang banyak, maka setidaknya audio bisa diupayakan.
Layanan audio on demand ini salah satunya dilakukan oleh pemerintah dan NGO untuk membantu pembangunan pertanian di India. NGO tersebut biasanya membantu petani dengan membuat video tutorial. Namun bagi yang tidak bisa mengakses video dari perangkatnya, maka mereka bisa mendengarkan audio tutorial dari ponsel mereka.
Pengguna ponsel cukup menelpon dan memilih video mana yang ingin didengarkan, dan menunggu ditelepon kembali untuk mendengar suara rekaman video tersebut. Cerdik, bukan...?

Mesin fotokopi
Ponsel juga bisa dijadikan sebagai perangkat fotokopi atau scanner. Hal tersebut dilakukan oleh warga India yang memiliki fitur kamera di ponselnya. Banyak warga negara India yang menyalin dokumen dengan cara memotret dokumen tersebut dengan kamera ponsel.
Beberapa dokumen yang sering difoto antara lain formulir aplikasi pembuatan rekening tabungan di bank, pinjaman kredit, atau karu tanda penduduk (KTP).
Murid-murid sekolah di India juga dikabarkan BBC menyalin bahan pelajaran di ponselnya. Bahkan, murid yang membaca materi pelajaran di angkutan umum dari ponselnya sudah menjadi pemandangan rutin di India saat ini.


Apa yang terjadi di India seperti ditulis di atas mungkin bisa menjadi gambaran bahwa penggunaan teknologi juga bergantung pada sosial masyarakat penduduknya. Selain itu, faktor kesejahteraan dan pendapatan per kapita juga berperan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagi anda yang ingin koment di persilakan
BEBASKAN PENDAPATMU
new reales
Info Op Group
Op Radio

Feed Burnered

share item

Share

Print

HAM

Protected by Copyscape Online Copyright Protection Software