22,7 Juta Ponsel Terinfeksi Malware, Waspadalah!
Meningkatnya penggunaan ponsel pintar (smartphone) memicu meningkatnya
jumlah serangan dan jenis malware baru. Seiring dengan itu, ancaman
keamanan data di ponsel juga semakin meningkat.
Menurut data
dari NQ Mobile Inc., hingga kuartal tiga 2012 lalu tercatat lebih dari
22,7 juta perangkat mobile telah terinfeksi malware. Lebih dari 41.051
malware terdeteksi hingga tersebut, kenaikannya mencapai 291% dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya.
Dilihat dari platform yang diserang, perangkat berbasis sistem operasi
Android ternyata paling banyak diserang dengan prosentase distribusi
malware 94,7 persen. Disusul Symbian 4,2 persen dan Windows Mobile 0,9
persen.
NQ mobile juga memprediksi tahun ini ada 91 persen
perangkat Android yang lebih rentan terinfeksi virus dibandingkan ponsel
dengan OS lainnya.
Pembuat malware juga semakin cerdik mencari
cara untuk menginfeksi smartphone pengguna. Beberapa cara yang
digunakan agar malware bisa masuk ke dalam smartphone, misalnya dengan
mengarahkan user untuk mendownload aplikasi yang didalamnya sudah
disisipi program berbahaya hingga mendomplengi aplikasi populer.
Isnur Rochmad selaku Country Manager NQ Mobile Indonesia mengatakan, 5
negara dengan jumlah perangkat terbanyak yang terinfeksi malware
berturut-turut adalah China (23,3%), Amerika Serikat (20,5%), India
(18,4%), Timur Tengah (13,2%) dan Inggris (8,3%).
Bahayanya,
ponsel yang sudah terinfeksi malware nantinya bisa dimanfaatkan peretas
untuk mengambil informasi penting seperti password, username, dan
data-data mobile banking.
Karena itu, pengguna smartphone
diimbau untuk meningkatkan keamanan ponselnya, antara lain dengan
melindungi ponsel dengan password, mendownload aplikas hanya dari sumber
resmi yang terpercaya. Pengguna juga diimbau agar tidak sembarangan
mengklik URL yang tidak dikenal, serta menggunakan software keamanan
antivirus.
22,7 Juta Ponsel Terinfeksi Malware, Waspadalah!
Meningkatnya penggunaan ponsel pintar (smartphone) memicu meningkatnya jumlah serangan dan jenis malware baru. Seiring dengan itu, ancaman keamanan data di ponsel juga semakin meningkat.
Menurut data dari NQ Mobile Inc., hingga kuartal tiga 2012 lalu tercatat lebih dari 22,7 juta perangkat mobile telah terinfeksi malware. Lebih dari 41.051 malware terdeteksi hingga tersebut, kenaikannya mencapai 291% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Dilihat dari platform yang diserang, perangkat berbasis sistem operasi Android ternyata paling banyak diserang dengan prosentase distribusi malware 94,7 persen. Disusul Symbian 4,2 persen dan Windows Mobile 0,9 persen.
NQ mobile juga memprediksi tahun ini ada 91 persen perangkat Android yang lebih rentan terinfeksi virus dibandingkan ponsel dengan OS lainnya.
Pembuat malware juga semakin cerdik mencari cara untuk menginfeksi smartphone pengguna. Beberapa cara yang digunakan agar malware bisa masuk ke dalam smartphone, misalnya dengan mengarahkan user untuk mendownload aplikasi yang didalamnya sudah disisipi program berbahaya hingga mendomplengi aplikasi populer.
Isnur Rochmad selaku Country Manager NQ Mobile Indonesia mengatakan, 5 negara dengan jumlah perangkat terbanyak yang terinfeksi malware berturut-turut adalah China (23,3%), Amerika Serikat (20,5%), India (18,4%), Timur Tengah (13,2%) dan Inggris (8,3%).
Bahayanya, ponsel yang sudah terinfeksi malware nantinya bisa dimanfaatkan peretas untuk mengambil informasi penting seperti password, username, dan data-data mobile banking.
Karena itu, pengguna smartphone diimbau untuk meningkatkan keamanan ponselnya, antara lain dengan melindungi ponsel dengan password, mendownload aplikas hanya dari sumber resmi yang terpercaya. Pengguna juga diimbau agar tidak sembarangan mengklik URL yang tidak dikenal, serta menggunakan software keamanan antivirus.
Meningkatnya penggunaan ponsel pintar (smartphone) memicu meningkatnya jumlah serangan dan jenis malware baru. Seiring dengan itu, ancaman keamanan data di ponsel juga semakin meningkat.
Menurut data dari NQ Mobile Inc., hingga kuartal tiga 2012 lalu tercatat lebih dari 22,7 juta perangkat mobile telah terinfeksi malware. Lebih dari 41.051 malware terdeteksi hingga tersebut, kenaikannya mencapai 291% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Dilihat dari platform yang diserang, perangkat berbasis sistem operasi Android ternyata paling banyak diserang dengan prosentase distribusi malware 94,7 persen. Disusul Symbian 4,2 persen dan Windows Mobile 0,9 persen.
NQ mobile juga memprediksi tahun ini ada 91 persen perangkat Android yang lebih rentan terinfeksi virus dibandingkan ponsel dengan OS lainnya.
Pembuat malware juga semakin cerdik mencari cara untuk menginfeksi smartphone pengguna. Beberapa cara yang digunakan agar malware bisa masuk ke dalam smartphone, misalnya dengan mengarahkan user untuk mendownload aplikasi yang didalamnya sudah disisipi program berbahaya hingga mendomplengi aplikasi populer.
Isnur Rochmad selaku Country Manager NQ Mobile Indonesia mengatakan, 5 negara dengan jumlah perangkat terbanyak yang terinfeksi malware berturut-turut adalah China (23,3%), Amerika Serikat (20,5%), India (18,4%), Timur Tengah (13,2%) dan Inggris (8,3%).
Bahayanya, ponsel yang sudah terinfeksi malware nantinya bisa dimanfaatkan peretas untuk mengambil informasi penting seperti password, username, dan data-data mobile banking.
Karena itu, pengguna smartphone diimbau untuk meningkatkan keamanan ponselnya, antara lain dengan melindungi ponsel dengan password, mendownload aplikas hanya dari sumber resmi yang terpercaya. Pengguna juga diimbau agar tidak sembarangan mengklik URL yang tidak dikenal, serta menggunakan software keamanan antivirus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bagi anda yang ingin koment di persilakan
BEBASKAN PENDAPATMU
new reales
Info Op Group
Op Radio