Virus tersebut pertama kali ditemukan oleh tim dari Kaspersky Lab, perusahaan keamanan komputer asal Rusia, Selasa (29/5). Pihak Kaspersky mengatakan, virus tersebut memiliki ukuran dan kemampuan yang belum pernah dimiliki virus komputer lain sebelumnya.
Flame tak hanya mampu mengambil seluruh data yang tersimpan di dalam komputer yang terinfeksi, tapi juga mampu memantau seluruh aktivitas pengguna komputer, dengan cara mengambil gambar layar yang sedang dibuka dan merekam tombol-tombol yang ditekan pada papan ketik (keystrokes).
Flame juga bisa mengaktifkan sistem audio komputer, termasuk mikrofon, sehingga bisa menguping setiap pembicaraan pengguna. Keunggulan lain Flame adalah mengakses telepon seluler berkoneksi Bluetooth yang berada di sekitar komputer terinfeksi.
”Virus ini bisa digunakan untuk kegiatan mata-mata dan sabotase,” kata salah satu peneliti Kaspersky, Roel Schouwenberg.
Menurut pihak Uni Telekomunikasi Internasional (ITU), lembaga PBB yang mengatur penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, virus tersebut diduga kuat dibuat oleh satu atau beberapa negara.
ITU, yang memerintahkan Kaspersky menyelidiki aktivitas virus tersebut, mengeluarkan peringatan bahwa Flame adalah sarana spionase berbahaya yang berpotensi merusak infrastruktur kritis suatu negara. ”Ini adalah peringatan siber paling serius yang pernah kami keluarkan,” kata Marco Obiso, kepala keamanan siber ITU.
Menurut Kaspersky, virus itu telah menginfeksi ratusan komputer, sebagian besar di Iran, kemudian Israel, Palestina, Sudan, Suriah, Lebanon, Arab Saudi, dan Mesir. Ali Hakim Javadi, deputi Menteri Teknologi Komunikasi dan Informasi, mengatakan telah berhasil mengembangkan antivirus untuk melawan Flame.
Melihat sasaran serangan Flame diduga kuat virus ini dibuat oleh Israel. Wakil Perdana Menteri Israel Moshe Yaalon tak mengakui, tetapi juga tak membantah dugaan itu. ”Israel diberkati dengan teknologi tinggi, dan kami bangga dengan teknologi yang membuka semua kemungkinan bagi kami,” ujar Yaalon dalam wawancara dengan Radio Tentara Israel. (AP/Reuters/AFP/DHF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bagi anda yang ingin koment di persilakan
BEBASKAN PENDAPATMU
new reales
Info Op Group
Op Radio